Tugas
Portofolio Kimia Organik II
Prodi
Pendidikan Kimia
2016
1. Bagaimana
Reaksi Ozonolisis menghasilkan aldehid dan keton? Jelaskan berdasarkan
mekanismenya.
Jawab :
Reaksi ozonolisis merupakan
salah satu reaksi oksidasi. Reaksi ini merupakan reaksi suatu zat dengan
melibatkan ozon (O3). Reaksi ozonolisis merupakan reaksi oksidasi
pemutusan ikatan rangkap alkena menjadi keton dan aldehid. Ozonida pada
hidrolisis dengan air dengan adanya zat pereduksi memberikan aldehida.
Oksidasi alkena dengan ozon diikuti dengan dekomposisi ozonide
dibentuk dengan air, disebut sebagai ‘ozonolysis’. Sifat produk (aldehid dan
keton) terbentuk karena ozonolysis tergantung pada lokasi dari ikatan rangkap
dalam alkena induk. Oleh karena itu, reaksi ini menyediakan cara yang sangat
nyaman penempatan posisi ikatan ganda dalam molekul apapun. Berikut adalah
mekanisme reaksi ozonolisis sehingga ia menghasilkan keton dan aldehida.
Untuk reaksi ozonolisis, pasti akan terjadi pemutusan rantai. Reaksi ini
dibagi menjadi 2, yaitu ozonolisis reduktif dan oksidatif.
Dari gambar diatas, dapat kita simpulkan untuk reaksi ozonolisis reduktif
(Zn, H2O) akan menghasilkan produk hingga tingkat karbonil saja
(Aldehid dan Keton) sedangkan untuk reaksi ozonolisis oksidatif (H2O2)
akan menghasilkan produk hingga tingkat asam karboksilat jika memungkinkan.
Sebagai tambahan, perlu kita ketahui bahwa ozon adalah zat reaktif yang
bersifat karsogenik.
2. Bagaimana
proses reaksi brominasi?
Jawab :
Reaksi
halogenasi adalah suatu reaksi alkana dengan unsur-unsur halogen (F, Cl, Br,
I). Penaman reaksi dari masing-masing
unsur digunakan nama unsur tersendirinya, yaitu fluorinasi, klorinasi,
brominasi dan ionisai. Reaksi halogenasi ini melibatkan sinar ultraviolet dan
katalis CCl4. Dalam tahapan reaksinya reaksi halogenasi ini
membentuk suatu radikal. Radikal ini merupakan pembentukan suatu atom yang
orbitalnya hanya berisi satu elektron (ẽ). Reaksi
brominasi digunakan untuk membedakan golongan alkena dan alkana. Gas etena jika
dilewatkan ke dalam air brom (berwarna cokelat kemerahan), maka akan bereaksi
membentuk larutan 1,2-dibromoetana yang tidak berwarna. Alkana tidak
mempengaruhi warna air brom ketika senyawa itu dilewatkan ke dalamnya. Mekanisme
reaksi halogenasi ini meliputi tahap inisiasi, propagasi dan terminasi. Reaksi
berikut dikhususkan untuk reaksi brominasi. (Pada reaksi ini berlaku hukum
Markovnikov ”Atom H dari asam halida ditangkap oleh C berikatan
rangkap yang mengikat atom H lebih banyak atau gugus alkil yang lebih kecil).
Berikut akan dijelaskan mekanisme reaksi brominasi dengan persamaan reaksi
berikut:
CH3--CH3
+ Br2 à CH3-CH3-Br + HBr
a.
Tahap Inisiasi
Tahap ini merupakan tahap dimana
unsur halogen (F, Cl, Br, I) membentuk radikal-radikal.
Contoh : Br2 à Brᵒ + Br ᵒ
b.
Tahap Propagasi
Tahap ini merupakan tahap dimana
terjadi penyerangan radikal terhadap suatu molekul.
Contoh :
CH3-CH2-H + Br ᵒ
à CH3-CH2
ᵒ + HBr
CH3-CH2 ᵒ + Br2 à CH3-CH2-Br +
Br ᵒ
c.
Tahap Terminasi
Tahap ini merupakan tahap terakhir
dalam reaksi halogenasi (brominasi) dan terjadi penggabungan radikal-radikal
pada tahap sebelumnya.
Brᵒ + Br ᵒ à Br2
CH3-CH2 ᵒ + Br ᵒ à CH3-CH2-Br
CH3-CH2 ᵒ + CH3-CH2 ᵒ à CH3-CH2-CH2-CH3
Hᵒ + Br ᵒ à HBr
3. Jelaskan
teori-teori asam-basa dan hubungannya dengan reaksi alkil halida dengan
nukleofilik dan basa?
Jawab :
Teori asam dan basa
Arrhenius
Teori :
- Asam
adalah zat yang menghasilkan ion hidrogen ( H+) dalam larutan.
- Basa
adalah zat yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) dalam
larutan.
Contoh reaksi larutan asam :
HCl ---> H+ + Cl-
H2SO4 ---> 2 H+ +
SO42-
Contoh reaksi larutan basa :
NaOH ---> Na+ + OH-
Ca(OH)2 ---> Ca2+ +
2 OH-
Penetralan
terjadi karena ion hidrogen (H+) dan ion hidroksida (OH-)
bereaksi untuk menghasilkan air.
Dalam reaksi
lengkapnya penetralan asam dengan basa atau sebaliknya basa dengan asam akan
menghasilkan garam dan air (H2O). Sebagai contoh adalah Natrium hidroksida
(basa) yang dinetralkan dengan Asam Klorida (asam) sebagai berikut :
Pada reaksi
Natrium hidroksida di atas, ion hidrogen dari Asam klorida bereaksi dengan ion
hidroksida dari natrium hidroksida menghasilkan air - sejalan dengan teori
Arrhenius. Demikian juga pada berbagai reaksi penetralan yang lain. Namun ada
pengecualian yakni pada kasus Amonia (NH3) yang direaksikan dengan asam klorida
sebagai berikut :
Dalam reaksi
di atas amonia sama sekali tidak menghasilkan hidroksida (OH-)
sehingga reaksi diatas tidak terbentuk air. Kalau begitu mengapa amonia dapat
digolongkan sebagai basa ? hal itu karena amonia dengan air akan terjadi reaksi
sebagai berikut :
Dari reaksi
di atas terlihat amonia yang bereaksi dengan air akan menghasilkan ion ammonium
(NH4+) dan hidrpksida (OH-).
Teori asam dan basa
Bronsted-Lowry
Teori
·
Asam adalah
donor proton (ion hidrogen).
·
Basa adalah
akseptor proton (ion hidrogen).
Hubungan antara teori
Bronsted-Lowry dan teori Arrhenius
Teori
Bronsted-Lowry tidak berlawanan dengan teori Arrhenius - Teori Bronsted-Lowry
merupakan perluasan teori Arrhenius. Bila dalam teori Arrhenius NaOH
digolongkan sebagai basa karena melepaskan OH- maka dalam teori
Bronsted-Lowry NaOH digolongkan sebagai basa karena OH- yang
dihasilkan dalam penguraian NaOH mampu menerima H+ (proton) dan
membentuk H2O (air).
Dari gambaran di atas terlihat yang
berfungsi sebagai asam adalah H3O+ (ion hidroksonium) karena
mampu melepaskan/mendonorkan H+ sehingga setelah melepas H+ berubah
senjadi air (H2O). Sedangkan yang berfungsi sebagai basa adalah OH- (ion
hidroksida) karena mampu menerima/akseptor ion H+ sehingga
berubah jadi air (H2O). Dengan teori Bronsted-Lowry ini untuk membuktikan bahwa
amonia (NH3) berperan sebagai basa dalam reaksi antara amonia dan asam klorida.
Kita tidak perlu melihat reaksi antara amonia (NH3) dengan air untuk melihat
ion hidroksida yang dihasilkan.
NH3 berperan
sebagai asam karena mampu menerima H+ dan HCl berperan sebagai
asam karena mampu memberikan H+
Pasangan konjugasi
Ketika suatu asam/basa larut dalam
air akan terurai menjadi ion-ionnya.
Secara umum asam yang bereaksi
dengan air akan menghasilkan H3O+ (ion hidroksonium) yang
bermuatan positif dan sisa asam yang bermuatan negatif (A-). A- dapat
berwujud CH3COO-, Cl-, Br- dll.
Teori asam dan basa Lewis
Teori ini
memperluas pemahaman anda mengenai asam dan basa.
Teori
·
Asam adalah
akseptor pasangan elektron.
·
Basa adalah
donor pasangan elektron.
Hubungan antara teori Lewis dan teori Bronsted-Lowry
Basa Lewis
adalah donor (penyumbang) pasangan elektron. Hal yang paling mudah untuk
melihat hubungan tersebut adalah dengan meninjau dengan tepat mengenai basa
Bronsted-Lowry, menurut Bronsted-Lowry suatu zat disebut basa ketika mampu
menerima ion hidrogen. Tiga contoh basa menurut Bronsted-Lowry adalah ion
hidroksida, amonia dan air (saat direaksikan dengan asam), dan ketiganya
bersifat khas.
Asam Lewis
adalah akseptor pasangan elektron. Dalam contoh reaksi2 basa di atas bila OH-,
NH3 dan H2O berperan sebagai basa maka H+ yang menerima
pasangan elektronnya disebut sebagai asam.
Dalam reaksi
di atas amonia (NH3) yang menyumbangkan pasangan elektron bertindak sebagai
basa sedangkan BF3 yang menerima pasangan elektron bertindak sebagai asam.
Pada teori Bronsted-Lowry, BF3 tidak sedikitpun disinggung menganai
keasamannya.
Pada kimia organik maupun anorganik,
substitusi nukleofilik
adalah suatu kelompok dasar reaksi substitusi,
dimana sebuah nukleofil yang "kaya"
elektron, secara selektif berikatan dengan atau
menyerang muatan positif dari sebuah gugus kimia atau atom
yang disebut gugus lepas (leaving
group). Spesies yang bertindak
sebagai penyerang adalah nukleofil ( basa
Lewis), yaitu spesies yang dapat
memberikan pasangan elektron ke atom lain untuk membentuk ikatan kovalen.
Perubahan yang terjadi
pada reaksi ini
pada dasarnya adalah: suatu nukleofil
dengan membawa pasangan elektronnya
menyerang substrat (molekul yang menyediakan
karbon untuk pembentukan ikatan baru), membentuk ikatan baru dan salah satu
substituen pada atom karbon lepas bersama berpasangan elektronnya.
4. Bagaimana
struktur ikatan HClO?
Jawab :
5. Cari
reaksi (siklus walden) yang lain yang tidak merubah orientasi.
Jawab :
6. Apa
ide besar dibalik reaksi SN1 sehingga halida bisa disingkirkan?
Jawab :
Reaksi SN1 adalah sebuah reaksi substitusi dalam kimia
organik. SN1 adalah
singkatan dari substitusi
nukleofili dan "1" memiliki arti bahwa tahap penetapan
laju reaksi ini adalah reaksi molekul
tunggal. Reaksi ini melibatkan
sebuah zat
antara karbokation dan umumnya terjadi pada reaksi alkil halida sekunder ataupun tersier, atau dalam
keadaan asam yang kuat, alkohol
sekunder dan tersier.
Dengan alkil halida primer, reaksi alternatif SN2 terjadi. Dalam kimia anorganik, SN1
dirujuk sebagai mekanisme disosiatif.mekanisme reaksi ini pertama kali diajukan oleh Christopher
Ingold, dkk. pada tahun 1940.
Mekanisme
reaksi SN1 cenderung mendominasi ketika atom karbon pusat
dikelilingi oleh gugus-gugus yang meruab karena gugus-gugus tersebut
menyebabkan rintangan sterikuntuk terjadinya reaksi SN2.
Selain itu, substituen yang meruab pada karbon pusat juga meningkatkan laju
pembentukan karbokation oleh karena terjadinya pelepasan terikan sterik yang terjadi. Karbokation yang terbentuk
juga distabilkan oleh stabilisasi induktif dan hiperkonjugasi yang berasal dari gugus alkil yang
melekat pada karbon. Postulat
Hammond-Leffler mensugestikan bahwa hal ini juga akan
meningkatkan laju pembentukan karbokation. Oleh karena itu, mekanisme reaksi SN1
mendominasi pada reaksi di pusatalkil tersier dan juga terlihat pada reaksi di pusat alkil sekunder dengan keberadaan nukleofil lemah.
Mekanisme SN1 dalah proses dua tahap. Pada tahap pertama, ikatan antara karbon
dengan gugus pergi putus.
Gugus pergi
terlepas dengan membawa pasangan elektron, dan terbentuklah ion karbonium. Pada tahap kedua (tahap cepat), ion
karbonium bergabung dengan nukleofil membentuk produk
Pada
mekanisme SN1, substitusi terjadi dalam dua tahap. Notasi 1 digunakan sebab
pada tahap lambat hanya satu dari dua pereaksi yang terlibat, yaitu substrat.
Tahap ini sama sekali tidak melibatkan nukleofil.
Berikut ini
adalah ciri-ciri suatu reaksi yang berjalan melalui mekanisme SN1:
1. Kecapatan
reaksinya tidak tergantung pada konsentrasi nukleofil. Tahap penentu kecepatan
reaksi adalah tahap pertama di mana nukleofil tidak terlibat.
2. Jika
karbon pembawa gugus pergi adalah bersifat kiral, reaksi menyebabkan hilangnya
aktivitas optik karena terjadi rasemik. Pada ion karbonium, hanya ada a gugus
yang terikat pada karbon positif. Karena itu, karbon positif mempunyai
hibridisasi sp2 dan berbentuk planar. Jadi nukleofil mempunyai dua arah
penyerangan, yaitu dari depan dan dari belakang. Dan kesempatan ini
masing-masing mempunyai peluang 50 %. Jadi hasilnya adalah rasemit. Misalnya,
reaksi (S)-3-bromo-3-metilheksana dengan air menghasilkan alkohol
rasemik.
X yang
melalui mekanisme SN1 akan berlangsung cepat jika R merupakan struktur tersier,
dan lambat jika R adalah struktur primer. Hal ini sesuai dengan urutan
kestabilan ion karbonium, 3o-Spesies
antaranya (intermediate species) adalah ion karbonium dengan geometrik planar
sehingga air mempunyai peluang menyerang dari dua sisi (depan dan belakang)
dengan peluang yang sama menghasilkan adalah campuran rasemik Reaksi substrat R
> 2o >> 1o.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar