Assalamualakum Wr.Wb.
Pada kesempatan kali ini saya ingin memberikan atau
berbagi tentang apa itu “Reaksi Eliminasi”. Namun, sebelum kita membahas reaksi
eliminasi ada baiknya kita mereview kembali kiriman saya minggu lalu tentang
reaksi SN2 dan SN1 .
Pada reaksi SN2 dan SN1, suatu substrat akan
bereaksi dengan suatu reaktan dimana substratnya adalah alkil halida dan
reaktannya adlah nukleofilik. Pada reaktan, reaktan SN2 merupakan nonpolar
sedangkan reaktan SN1 merupakan reaktan polar. Dengan ukuran kepolaran tersebut
kita dapat mengetahui pelarut mana yang digunakan sebagai pelarut dalam reaki
SN2 dan SN1 ini. Jika suatu substrat bersifat nonpolar maka digunakanlah
pelarut polar. Hal ini bertujuan agar alkil halida pada substrat dapat terbebas
karena tidak dikepung oleh zat nonpolar tapi disekelilingnya adalah pelarut
polar. Akibatnya alkil halida dapat bebas dan halngan steriknya rendah. Jika
substrat nonpolar direaksikan dengan pelarut nonpolar maka akan menghalangi
alik halida (X) dan sebaliknya. Ketika substrat melepaskan X (F, Cl, Br, I), X
akan terpolarisasi oleh pelarut polar.
Kepolaran suatu pelarut itu disebabkan oleh atom C
primer, sekunder dan tersier (1ᵒ, 2ᵒ, 3ᵒ). Kepolarannya semakin kekanan semakin
polar. Hal ini berarti atom C primer merupakan nonpolar sedangkan atom C
tersier merupakan polar. Makin kompleks suatu senyawa maka akan semakin tidak
polar. Keceapatan reaksi antara SN1 dan SN2 akan dijelaskan berdasarkan gambar
dibawah ini:
Pada gambar ditunjukkan bahwa reaksi SN2 memiliki ∆G
yang lebih rendah dari pada reaksi SN1. Hal ini menyebabkan reaksi SN2 lebih
cepat dari pada reaksi SN1. Reaksi SN2 lebih cepat daripada reaksi SN1
dikarenakan dua reaktan dan substrat saling bertumbukan yang menyebabkan energi
aktivasi pada reaksi SN1 yang tinggi dan halangan steriknya rendah. Persamaan laju
reaksinya sebagai berikut :
R= k [R][s]
Pada reaksi SN1 berjalan lambat karena tumbukan yang
terjadi tidak sempurna dan mempunyai halangan sterik yang besar serta nukleofil
baru mulai mengikat reaktan. Persamaan laju reaksinya dapat ditulis sebagai
berikut:
R = k [s]
Reaksi
Eliminasi
Pada reaksi eliminasi,
molekul senyawa berikatan tunggal berubah menjadi senyawa berikatan rangkap
dengan melepas molekul kecil. Jadi, eliminasi merupakan kebalikan dari adisi.
Reaksi Eliminasi Alkil Halida:
Aturan Zaitsev
Eliminasi
adalah jalur alternatif ke substitusi
Berlawanan
dengan reaksi adisi
Menghasilkan
alkena
Dapat
berkompetisi dengan substitusi daN
menurunkan
jumlah produk, khususnya untuk SN1
Aturan Zaitsev untuk reaksi
Eliminasi : Pada eliminasi HX dari alkil halida, produk alkena
yang lebih tersubstitusi adalah produk yang dominan.
Mekanisme reaksi Eliminasi
Tatanama
Ingold: E – “eliminasi”
E1:
pertama X- lepas membentuk karbokation
suatu
basa abstrak proton dari karbokation
E2:
Transfer terpadi proton ke suatu basa dan
perginya
gugus lepas
Reaksi Eliminasi dibagi menjadi dua yaitu reaksi E1
dan E2
a. Reaksi E1
(Alkil Halida)
Reaksi E1 adalah reaksi eliminasi dimana suatu
karbokation (suatu zat antara yang tak stabil dan berenergi tinggi, yang dengan
segera bereaksi lebih lanjut) dapat memberikan sebuah proton kepada suatu basa
dan menghasilkan sebuah alkena. Pada reaksi SN1, salah satu cara
karbokation mencapai produk yang stabil ialah dengan bereaksi dengan sebuah
nukleofil. Karbokation adalah suatu zat antara yang tak stabil dan berenergi
tinggi. Karbokation memberikan kepada basa sebuah proton dalam reaksi
eliminasi, dalam hal ini reaksi E1 menjadi sebuah alkena.
Tahap 1
(lambat)
Tahap pertama
dalam reaksi eliminasi adalah tahap lambat dan merupakan tahap penentu laju
dari reaksi keseluruhan. Suatu reaksi E1 yang khas menunjukkan kinetika
order-pertama, dengan laju reaksi hanya bergantung pada konsentrasi alkil
halide saja.
Tahap 2
(cepat)
Dalam tahap
dua reaksi eliminasi, basa itu merebut sebuah proton dari sebuah atom karbon
yang terletak berdampingan dengan karbon positif. Elektron ikatan sigma karbon
hidrogen bergeser ke arah muatan positif, karbon itu mengalami Rehibridisasi
dari keadaan sp3 ke keadaan sp2, dan
terbentuklah alkena. Karena suatu reaksi E1 berlangsung lewat zat antara
karbokation, maka tidak mengherankan bahwa alkil halida tersier lebih cepat
daripada alkil halida lain.
b.
Reaksi E2 (Alkil Halida)
Reaksi E2 (eliminasi bimolekular) ialah reaksi eliminasi alkil halida yang
paling berguna. Reaksi E2 alkil halida cenderung dominan bila digunakan basa
kuat, seperti –OH dan –OR, dan temperatur
tinggi. Secara khas reaksi E2 dilaksanakan dengan memanaskan alkil halida
dengan K+ -OH / Na+ -OCH2CH3 dalam
etanol. Reaksi E2 berjalan tidak lewat suatu karbokation sebagai zat-antara,
melainkan berupa reaksi serempak (concerted reaction)
yakni terjadi pada satu tahap, sama seperti reaksi SN2.
1.
Basa membentuk
ikatan dengan hidrogen
2.
Elektron-elektron
C-H membentuk ikatan pi
3.
Brom bersama
sepasang elektronnya meninggalkan ikatan sigma C-Br.
Persamaan diatas menunjukkan
mekanisme, dengan anak panah bengkok menyatakan “pendorongan elektron” (electron-pushing).
Struktur keadaan transisi dalam reaksi satu tahap ini adalah : Dalam reaksi E2,
seperti dalam reaksi E1, alkil halida tersier bereaksi paling cepat dan alkil
halida primer paling lambat. (Bila diolah dengan suatu basa, alkil halide
primer biasanya begitu mudah bereaksi substitusi, sehingga sedikit alkena
terbentuk).
Perbandingan E1 dan E2
Basa
kuat dibutuhkan untuk E2 tapi tidak untuk E1
E2
stereospesifik, E1 tidak
E1 menghasilkan
orientasi Zaitsev
Alkil halida mengalami
berbagai reaksi berbeda yang berkompetisi, tergantig pada reaksi molekul dan
kondisi. Berdasarkan polanya, dapat diprediksi produknya.
Cukup sekian artikel yang saya buat semoga bermanfaat bagi yang membacanya. Wassalamualaikum Wr.Wb.
dwi tolong jelaskan maksud dari "Eliminasi adalah jalur alternatif ke substitusi" berikan contohnya?
BalasHapussaya inhin bertanya. apakah reaksi eliminasi hanya dapat menghasilkan suatu gugus yg berikatan rangkap yang berupa alkena dan alkuna. dapatkah reaksi eliminasi menghasilkan suatu senyawa selain dari itu?
BalasHapusAssalamualaikum Dwi, pada artikel diatas anda menjelaskan tentang reaksi substitusi SN2 dan eliminasi E2. yang ingin saya tanyakan, apakah sama antara mekanisme SN2 dengan E2 atau berbeda ? makasih :)
BalasHapusAsalammualaikum dwi terimakasih atas post ini sangat bermanfaat namun saya di sini masih kurang mengerti tentang atom C primer merupakan nonpolar sedangkan atom C tersier merupakan polar. Makin kompleks suatu senyawa maka akan semakin tidak polar nah maksudnya bgaimana mna ya dwi mohon penjelasannya
BalasHapusmaksud dari suatu basa abstrak proton dari karbokation itu bagaimana dwi?
BalasHapusWaalaikumsalam
BalasHapusDwi saya mau bertanya kenapa asam kuat hanya di butuhkan untuk E2 saja kenapa tidak untuk E1 ?