Nama-nama reagen atau bahan ujian kimia organik 2 :
Nama : Dwi Astuti
NIM : A1C114014
1. senyawa organik dan namanya
CH3-CH2-CH3 = Propana
2. Alkil Halida dan namanya
CH3 - CH - Br = 2-Bromo Propana
|
CH3
3. Alkil Halida dan namanya
= Bromo Siklobutana
4. Senyawa Organik Tak Jenuh
CH3 - C = CH2 = 2-metil Propena
|
CH3
5. Senyawa Organometalik
= 1- magnesium klorida-2-metil propana
6. Jenis monosakarida
= D-Threose
7. Jenis Disakarida
Laktosa
Dwi Astuti 014
Rabu, 16 Maret 2016
Rabu, 09 Maret 2016
Tugas Terstruktur Kimia Organik II
NIM : A1C114014
1. Tentukan struktur monosakarida C4 dan C5 , tentukan berapa banyak strukturnya ,tentukan yang mana yang paling berharga dan yang paling penting digunakan tuliskan 5 ragam strukturnya?
Jawab :
a. monosakarida C4 : Tetrosa
VARIASI STRUKTUR C4
Struktur MONOSAKARIIDA yang paling penting pada tetrosa yaitu: Xylulosa yaitu Gula ini tidak banyak ditemui, walaupun beberapa bentuk berperan dalam proses fotosintesis dan respirasi.
b. monosakarida C5 : Pentosa
VARIASI STRUKTUR C5
Struktur Monosakarida yang paling penting pada pentosa yaitu dua jenis pentose (ribose dan deoksiribosa) juga membentuk unsure pembangun utama untuk asam nukleat, yang penting bagi semua kehidupan. Senyawa ini sangat penting dalam fotosintesis dan respirasi.
MONOSAKARIDA
Monosakarida (dari Bahasa Yunani mono: satu, sacchar: gula)
adalah senyawakarbohidrat dalam bentuk gula yang paling
sederhana. Kerangka monosakarida berupa rantai karbon berikatan tunggal yang
tidak bercabang. Satu diantara atom karbon berikatan ganda terhadap suatu atom
oksigen, membentuk gugus karbonil; masing-masing atom karbon lainnya berikatan
dengan gugus hidroksil. Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat
dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana. Monosakarida meliputi
glukosa, galaktosa, fruktosa, manosa, dan lain-lain.
Rumus umum monosakarida sesuai
dengan nama karbohidrat yaitu (CH2O)n, di mana jumlah n sesuai dengan jumlah
atom karbon yang dimiliki. Berdasarkan jumlah atom karbon tersebut,
monosakarida dibagai menjadi beberapa bagian yaitu, triosa (C3H6O3), tetrosa (C4H8O4),
pentosa (C5H12O5), heksosa (C6H12O6), dan heptosa (C7H12O7).
Monosakarida
digolongkan berdasarkan jumlah atom karbon yang dikandungnya (triosa, tetrosa, pentosa, heksosa,
dan heptosa)
dan gugus aktifnya, yang bisa berupa aldehida atau keton.
Ini kemudian bergabung, menjadi misalnya aldoheksosa dan ketotriosa. Selanjutnya,
tiap atom karbon yang mengikat gugus hidroksil (kecuali pada kedua ujungnya)
bersifat optik aktif,
sehingga menghasilkan beberapa karbohidrat yang berlainan meskipun struktur
dasarnya sama. Sebagai contoh, galaktosa adalah
aldoheksosa, namun memiliki sifat yang berbeda dari glukosa karena atom-atomnya
disusun berlainan.
Struktur dan Penamaan
Penamaan Monosakarida dengan
beberapa pengecualian (contohnya deoksribosa), monosakarida
mempunyai rumus kimia umum Cx(H2O)y,
di mana x minimal 3. Monosakarida dapat dikelompokkan
berdasarkan jumlah atom karbon (atau jumlah x) yang terkandung: diosa (2) triosa (3) tetrosa(4), pentosa (5), heksosa (6), heptosa (7), dan
seterusnya. Jenis monosakarida yang paling penting, glukosa, merupakan heksosa.
Contoh dari heptosa adalah manoheptulosa ketosa
dansedoheptulosa.
Monosakarida dengan atom karbon 8 atau lebih jarang ditemukan karena agak tidak
seimbang.
Contoh lainnya:
Ø triosa: gliseraldehida dan dihidroksiaseton
Ø pentosa: liksosa, ribosa,
dan deoksiribosa
Glukosa adalah monosakarida dengan
rumus C6H12O6 atau H-(C=O)-(CHOH)5-H,
yang lima hidroksil (OH) kelompok tersebut diatur dalam cara tertentu di
sepanjang-nya enam karbon backbone.Dalam sekilas yang terbuka-rantai bentuk,
molekul glukosa memiliki terbuka (sebagai lawan siklik dan tidak bercabang
tulang punggung) dari enam atom karbon, C-1 melalui C-6, di mana C-1 merupakan
bagian dari kelompok aldehida H (C = O) -, dan masing-masing dari lima karbon
lainnya dikenakan satu kelompok hidroksil-OH. Sisanya obligasi dari karbon
tulang punggung dipenuhi oleh hidrogen atom-H. Oleh karena glukosa adalah
heksosa dan aldosa , atau aldohexose .
Notasi D & L dilakukan karena adanya atom C dengan
konfigurasi asimetris seperti pada gliseraldehida.
Masing-masing dari empat karbon C-2 melalui C-5 yang kiral , artinya bahwa empat obligasi tersebut terhubung ke empat bagian yang berbeda dari molekul. Dalam D-glukosa, keempat bagian harus dalam tiga dimensi tertentu pengaturan. Yakni, ketika molekul ditarik dalam proyeksi Fischer , yang hydroxyls pada C-2, C-4, dan C-5 harus berada di sisi kanan, sementara pada C-3 harus berada di sisi kiri. Reaksi antara C-1 dan C-5 menciptakan sebuah molekul dengan cincin beranggota enam, disebut pyranose setelah eter siklik pyran , molekul sederhana dengan cincin karbon-oksigen yang sama. Reaksi antara C-1 dan C-4 menciptakan sebuah molekul dengan cincin beranggota lima, yang disebut furanose , setelah eter siklik furan. Dalam kedua kasus, setiap karbon di atas ring memiliki satu hidrogen dan satu hidroksil terpasang, kecuali untuk karbon terakhir (C-4 atau C-5) dimana hidroksil diganti oleh sisa molekul terbuka (yang - (CHOH) 2-H atau - (CHOH)-H, masing-masing).
Reaksi cincin-penutupan membuat
karbon C-1 kiral juga, karena empat obligasi menyebabkan-H, ke-OH, untuk karbon
C-2, dan oksigen cincin. Keempat bagian dari molekul dapat diatur sekitar C-1 (
karbon anomeric ) dalam dua cara yang berbeda, yang ditunjuk oleh prefiks 'α-'
dan 'β-'. Ketika molekul glukopiranosa ditarik dalam proyeksi Haworth ,
penunjukan 'α-' berarti bahwa kelompok hidroksil yang melekat pada C-1 dan-CH 2
OH pada C-5 terletak di sisi berlawanan dari ring pesawat (a trans pengaturan
), 'sedangkan' β-berarti bahwa mereka berada di sisi yang sama dari pesawat (a
cis pengaturan).
Oleh karena itu, terbuka isomer D-glukosa menimbulkan
empat isomer siklik yang berbeda: α-D-glukopiranosa, β-D-glukopiranosa,
α-D-glucofuranose, dan β-D-glucofuranose, α-D - Glucopyranose
Glukopiranosa, β-D - Glucopyranose Glukopiranosa, α-D -
Glucofuranose Glucofuranose, β-D - Glucofuranose Glucofuranose.
Rabu, 02 Maret 2016
Senyawa Organometalic (Organologam)
Tugas Portofolio :
Rancanglah suatu
ikatan karbon-karbon dimana reaksi nucleophilles, reagen tersier dan electrophilep tersier, kondisi dan
namanya?
Senyawa
Organologam dan Reaksinya
Cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang ikatan
antara senyawa organic (mengandung atom Carbon) dan anorganik (logam) yaitu
organologam. Organologam sangat erat kaitannya dengan logam-logam yang terikat
dengan Carbon. Tetapi perlu diketahui bahwa senyawa organologam sangat kompleks
susunannya.
Reaksi yang terjadi pada senyawa organologam bisa
dibilang sangat kompleks Karena melibatkan reaksi-reaksi ligan organik dan
bagaimana ligan tersebut berikatan dengan atom logam. Aplikasi senyawa
organologam yang mungkin paling menonjol adalah sebagai katalis. Sebagai contoh
apabila kita memiliki senyawa organik A dan B, dimana kita berkeinginan untuk
menggabungkan rantai karbon milik A dan B. Agar kedua senyawa tersebut dapat
bergabung maka dibutuhkanlah suatu katalis organologam
dimana dia akan melakukan berbagai macam reaksi sampai senyawa A dan B bisa
bergabung dan katalis itu sendiri akan melepaskan diri.
Senyawa organologam adalah senyawa di mana atom-atom
karbon dari gugus organik terikat kepada atom logam. Contoh, suatu aloksida
seperti (C3H7O)4Ti tidaklah dianggap sebagai
suatu senyawa organologam karena gugus organiknya terikat pada Ti melalui
oksigen, sedangkan C6H5Ti(OC3H7)3 karena
terdapat satu ikatan langsung antara karbon C dari gugus fenil dengan logam
Ti.HH Istilah organologam biasanya didefenisikan agak longgar, dan senyawaan
dari unsur-unsur seperti Boron, fosfor, dan silikon semuanya mirip logam. Tetapi
untuk senyawa yang mengandung ikatan antara atom logam dengan oksigen,
belerang, nitrogen, ataupun dengan suatu halogen tidak termasuk sebagai senyawa
organologam. Dari bentuk ikatan pada senyawa organologam, senyawa ini dapat
dikatakan sebagai jembatan antara kimia organik dan anorganik.
Sifat senyawa organologam yang umum ialah atom karbon
yang lebih elektronegatif daripada kebanyakan logamnya. Senyawa komplek logam
(biasanya logam-logam transisi) merupakan senyawa yang memiliki satu atau lebih
ikatan logam-karbon. Senyawa organologam terdiri dari atom pusat dan ligan.
Terdapat
beberapa kecenderungan jenis-jenis ikatan yang terbentuk pada senyawaan
organologam:
a.
Senyawaan
ionik dari logam elektropositif
Garam logam
ion-ion karbon yang kestabilannya diperkuat oleh delokalisasi elektron lebih
stabil walaupun masih relatif reaktif. Adapun contoh gugus organik dalam
garam-garaman tersebut seperti (C6H5)3C-Na+ dan
(C5H5)2Ca2+.
b.
Senyawaan yang
memiliki ikatan -σ (sigma)
Senyawaan
organologam dimana
sisa organiknya terikat pada suatu atom logam dengan suatu ikatan yang
digolongkan sebagai ikatan kovalen (walaupun masih ada karakter-karakter ionik
dari senyawaan ini) yang dibentuk oleh kebanyakan logam dengan
keelektropositifan yang relatif lebih rendah dari golongan pertama di atas,
Pada
dasarnya Organologam prinsipnya yaitu atom-atom Karbon dari gugus organik
terikat kepada atom logam. Konsep ini yang mendasari Organologam, sehingga
banyak cara untuk menghasilkan ikatan-ikatan logam pada Carbon yang berguna
bagi kedua logam transisi dan non-transisi. Beberapa yang lebih penting adalah
sebagai berikut:
1. Reaksi Logam
langsung ; sintesis yang paling awal oleh ahli kimia Inggris,
Frankland dalam tahun 1845 adalah interaksi antara Zn dan suatu alkil
Halida. Adapun yang lebih berguna adalah penemuan ahli kimia Perancis, Grignard
yang dikenal sebagai pereaksi Grignard. Contohnya interaksi Magnesium dan alkil
atau aril Halida dalam eter:
Mg + CH3I
→ CH3MgI
Interaksi
langsung alkil atau aril Halida juga terjadi dengan Li, Na, K, Ca, Zn dan Cd.
2. Penggunaan zat
pengalkilasi. Senyawa ini dimanfaatkan untuk membuat senyawa organologam
lainnya. Kebanyakan Halida nonlogam dan logam atau turunan Halida dapat
dialkilasi dalam eter atau pelarut hidrokarbon, misalnya :
PCl3 +
3C6H5MgCl → P(C6H5)3 +
3MgCl2
VOCl3 +
3(CH3)3SiCH2MgCl → VO(CH2SiMe3)3 +
3MgCl2
3. Interaksi
Hidrida Logam atau nonlogam dengan alkena atau alkuna.
4. Reaksi Oksidatif
adisi. Reaksi yang dikenal sebagai reaksi Oksa dimana Alkil atau Aril Halida
ditambahkan pada senyawa logam transisi Koordinasi tidak jenuh menghasilkan
ikatan logam Karbon. Contohnya:
RhCl(PPh3)3 +
CH3I → RhClI(CH3)(PPh3)2 + PPh3
5. Reaksi Insersi
yaitu reaksi yang menghasilkan ikatan-ikatan dengan Karbon, sebagai contoh:
SbCl5 +
2HC CH→Cl3Sb(CH=CHCl)2
Reaksi Grignard ditemukan oleh kimiawan Perancis
Auguste Victor Grignard (1871-1935) di tahun 1901. Tahap awal reaksi adalah
reaksi pembentukan metil magnesium iodida, reagen Grignard, dari reaksi antara
alkil halida (metil iodida dalam contoh di bawah ini) dan magnesium dalam
dietil eter kering.
CH3I
+ Mg –> CH3MgI
Anda pasti melihat bahwa magnisium terikat langsung
dengan karbon. Senyawa semacam ini yang sering disebut sebagai reagen Grignard
dengan ikatan C-logam dimasukkan dalam golongan senyawa organologam. Ikatan
C-logam sangat labil dan mudah menghasilkan karbanion seperti CH3-
setelah putusnya ikatan logam-karbon. Ion karbanion cenderung menyerang atom
karbon bermuatan positif. Telah dikenal luas bahwa atom karbon gugus aldehida
atau gugus keton bermuatan positif karena berikatan dengan atom oksigen yang
elektronegatif. Atom karbon ini akan diserang oleh karbanion menghasilkan
adduct yang akan menghasilkan alkohol sekunder dari aldehida atau alkohol
tersier dari keton setelah hidrolisis.
C6H5CHO
+ CH3MgI –> C6H5CH(CH3)OMgI
Reaksi Grignard adalah contoh reaksi
senyawa organologam. Karena berbagai jenis aldehida dan keton mudah didapat,
berbagai senyawa organik dapat disintesis dengan bantuan reaksi Grignard.
Rabu, 24 Februari 2016
Reaksi Adisi dan Proyeksi Newman
Reaksi adisi adalah reaksi pemutusan ikatan
rangkap (pengubahan
ikatan rangkap menjadi ikatan kovalen tunggal).
Reaksi adisi antara lain dapat digunakan untuk membedakan alkana dengan alkena.
Reaksi pengenalan ini dilakukan dengan menambahkan bromin (Br2) yang
berwarna merah cokelat. Terjadinya reaksi adisi ditandai dengan hilangnya warna
merah cokelat dari bromin. Karena alkana tidak memiliki ikatan rangkap (tidak
mengalami reaksi adisi) warna merah dari bromin tidak berubah. Contoh dari
reaksi adisi yaitu:
Reaksi adisi terjadi pada senyawa yang mempunyai ikatan rangkap dua atau rangkap tiga, senyawa
alkena atau senyaw alkuna,
termasuk ikatan rangkap karbon dengan atom lain,
Dalam reaksi
adisi, molekul senyawa yang mempunyai ikatan rangkap menyerap atom atau gugus
atom sehingga ikatan rangkap berubah menjadi ikatan tunggal. Alkena dan alkuna
dapat mengalami reaksi adisi dengan hidrogen, halogen maupun asam halida (HX).
Untuk alkena atau
alkuna, bila jumlah atom H pada kedua atom C ikatan rangkap berbeda, maka arah
adisi ditentukan oleh kaidah Markovnikov, yaitu atom H akan terikat pada atom
karbon yang lebih banyak atom H-nya (“yang kaya semakin kaya”). (Pada reaksi
ini berlaku hukum Markovnikov ”Atom
H dari asam halida ditangkap oleh C berikatan rangkap yang mengikat atom H lebih banyak atau gugus alkil yang lebih kecil).
REAKSI ADISI ASAM HALIDA PADA ALKENA
Reaktivitas relatif asam halida HI > HBr > HCl > HF. Asam
terkuat HI bersifat paling reaktif terhadap alkena.Asam terlemah HF paling tak reaktif terhadap alkena. Suatu
hidrogen halida mengandung ikatan H-X yang sangat polar dan dapat mudah melepaskan
H+ dan menyerang ikatan rangkap pada alkena dan membentuk
karbokation sementara, yang dengan cepat bereaksi dengan ion negatif halida dan
menghasilkan alkil halida (R-X).
Karena
serangan awal dilakukan oleh sebuah elektrofil, maka adisi HX pada alkena
disebut reaksi adisi elektrofilik (menyukai elektron).
ATURAN MARKOVNIKOV
Jika sebuah alkena tak simetris diadisi HX, akan
diperoleh dua kemungkinan, dan biasanya
satu produk lebih melimpah
dari produk yang lain. Tahun 1869
seorang ahli kimia Rusia Vladimir Markovnikov, merumuskan aturan : “Dalam adisi HX pada alkena tak simetris, H+
dari HX menuju ke atom C ikatan rangkap yang telah lebih banyak mengikat atom
H.”
Adisi
alkena oleh asam halida berlaku aturan Markovnikov :
Atom H dari HX akan terikat pada atom C yang
berikatan rangkap yang mengikat H lebih banyak atau Atom H dari HX akan terikat pada atom C yang
berikatan rangkap yang mengikat gugus alkil yang lebih sederhana. Atom X akan cenderung terikat pada atom karbon yang
mengikat gugus alkil yang lebih panjang (kecuali bila ada pengaruh gugus lain yang berpengaruh terhadap muatan
atom C pada ikatan rangkap).
Mekanisme
reaksi adisinya
Tahap 1 à pembentukan sebuah karbokation.
Tahap 2
Ion halida (X) dari HX akan terikat pada
karbokation.Urutan kestabilan karbokation
ialah Tersier > sekunder >
primer. Untuk propena, kedua posisi
adisi H+ akan menghasilkan : karbokation primer; tak
stabil, berenergi tinggi. Karbokation sekunder, lebih
stabil, bernergi lebih rendah. Reaksi pembentukan
karbokation berlangsung lambat dan menjadi tahap penentu laju reaksi. Urutan kestabilannya adalah
karbokation tersier > sekunder > primer.
Pada tahap pembentukan karbokation juga dapat terjadi reaksi penataan
ulang untuk menghasilkan karbokation yang lebih stabil.
ISOMERASI KONFORMASI
Dalam kimia, isomersime
konformasi adalah sebuah bentuk stereoisomerisme dari molekul-molekul dengan rumus struktural yang
sama namunkonformasi yang berbeda oleh karena rotasi atom pada ikatan kimia.
Konformer yang berbeda dapat saling berubah dengan melakukan rotasi pada ikatan
tunggal tanpa memutuskan ikatan kimia.
Keberadaan lebih dari satu konformasi, biasanya dengan energi yang berbeda,
dikarenakan oleh rotasi hibridisasi orbital sp3 atom
karbon yang terhalang. Isomerisme konformasi hanya terjadi pada ikatan tunggal
karena ikatan rangkap dua dan rangkap tiga mempunyai ikatan pi yang
menghalangi rotasi ikatan. Perbandingan stabilitas konformer-konformer yang
berbeda biasanya dijelaskan dengan perbedaan dari kombinasi tolakan sterik dan efek elektronik. Contoh
yang sederhana terlihat pada molekul butana yang
dilihat dengan menggunakan proyeksi Newman seperti
pada gambar di atas. Rotamer adalah konformer yang berbeda
hanya pada rotasi ikatan tunggal.[1]. Sawar
rotasinya adalah energi
aktivasi yang diperlukan untuk berubah dari satu konformer ke
konformer lainnya.
Terdapat dua bentuk isomerisme konformasi yang
penting:
1. Konformasi
alkana linear, dengan konformer anti, tindih, dan gauche
2. Konformasi
sikloheksana, dengan konformer kursi dan perahu.
Contoh lain dari isomerisme konformasi adalah pelipatan molekul, di
mana beberapa bentuk pelipatan stabil dan fungsional, namun yang lainnya tidak.
Isomerisme konformasi juga terlihat pada atropisomer. Konformasi
adalah suatu penataan ruang tertentu dari atom – atom dalam molekul.
Struktur etana dapat digambarkan dalaa dua
konformasi (bentuk) yang ekstrim. Konformer – konformer hanya berbeda dalam
rotasi atom – atom sekeliling ikatan tunggal. Sesungguhnya terdapat sejumlah
yang tidak terbatas konformasi yang mungkin bagi suatu molekul. Salah satunya
konformasi eklips (eclipsed conformation), dimana ikatan – ikatan C-H
dari atom karbon yang satu tepat dibelakang ikatan C-H pada atom karbon yang
lain jika dilihat sepanjang sumbu ikatan C-C. Pada konformasi stagger (staggered
conformation), dapat melihat seluruh ikatan molekul jika dilihat sepanjang
ikatan C-C.
Contoh konformasi (proyeksi Newman) yang lain, yaitu pada tugas Portofoilio yaitu:
1. Tentukan
konformasi yang paling stabil dan ramalkan kondisi dan pelarut yang digunakan
pada reaksi dibawah ini.
Konformasi yang stabil :
Konformasi yang tidak stabil :
Konformasi reaksi (Proyeksi Newman) diatas dilakukan pada suasana asam dengan penambahan H2SO4.
Isomersime konformasi (Proyeksi Newman) adalah sebuah bentuk stereoisomerisme dari molekul-molekul dengan rumus struktural yang sama namunkonformasi yang berbeda oleh karena rotasi atom pada ikatan kimia. Konformer yang berbeda dapat saling berubah dengan melakukan rotasi pada ikatan tunggal tanpa memutuskan ikatan kimia. Keberadaan lebih dari satu konformasi, biasanya dengan energi yang berbeda, dikarenakan oleh rotasi hibridisasi orbital sp3 atom karbon yang terhalang. Isomerisme konformasi hanya terjadi pada ikatan tunggal karena ikatan rangkap dua dan rangkap tiga mempunyai ikatan pi yang menghalangi rotasi ikatan.
Langganan:
Postingan (Atom)